Kamis, 16 Agustus 2012

Corat-coret

Semua berawal dari satu kejadian. Aku sudah memperkirakan bagaimana alur cerita itu akan berjalan dan ternyata benar saja apa yang sudah kupikirkan.
Malam itu, Mr. X ada acara buka puasa bersama dengan kawan lamanya. Aku tak menampiknya kalau aku keberatan jika ia akan pergi ke sana karena di sana ada Mrs. J. Namun berhubung ia sudah lama tak bertemu teman-temannya, maka aku beri ia izin untuk pergi.

Aku tak menuntutnya banyak, hanya jangan pernah khianatin aku dengan  janji-janji yang selalu ia buat kepadaku. Aku ingin ia selalu menepatinya dan melakukan apa yang kulakukan saat aku dilarang olehnya.
Pukul 5 sore hari ia berangkat menuju tempat yang sudah dijanjikan. Seperti biasa ia menggunakan motor gagahnya. Adzan maghrib pun telah berkumandang, aku mengirimkan kalimat ucapan menggunakan media pesan handphone. Sebelumnya ia berjanji untuk pulang tidaj terlalu larut namun ternyata ia baru mengirimiku pesan jam 8 malam dan ketika kubalas pesannya, tidak ada tanggapan darinya. Aku meneleponnya dan jawabannya nihil. Aku mulai merasa kalau ia belum pulang dan aku mulai khawatir.
Saat ku tanya beberapa jam kemudian, ia hanya menjawab:
"Besok kuceritakan semuanya, sejujur-jujurnya"Malam pun berlalu terasa lama bagiku. Saat pagi hari pukul 4 setelah sahur, ia meneleponku.
Ia mengatakan semua tanpa perlu ku tanya dan benar saja ia mengatakan hal yang sudah kupikirkan.
Ia pulang mengantar Mrs. J dengan motornya itu. Langsung seluruh badanku merasa kaku, lidahku kelu, dan nafasku tersekat. Aku merasa terkhianati. Bukan karena apa-apa tapi ia tidak melaksanakan janjinya itu.
Sambil memohon, ia meminta maaf kepadaku
"Maaf, aku tau aku salah, aku janji gak akan gitu lagi. Aku gamau kehilangan kamu"
Namun tetap saja, pengkhianatan itu terasa sakit bagiku. Lambat laut mulai ku tata kembali hatiku yang hancur karena ulahnya itu. Lambat laun kembali ku maafkan ia dengan sepenuh hatiku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar