Jumat, 15 Juli 2011

for mama

mulutnya bungkam
namun hatinya bicara
lamat-lamat ku dengar sayupan hatinya
kupandangi dirinya yg duduk membelakangiku
ikatan batin ini tak pernah putus
kuat bagai tali terikat mati
aku merasakan hatinya meringis
kegagalanku lah yg mengacaukan semua.
dengan langkah tertatih ku dekati dirinya,
ku sentuh bahunya
namun, kepalanya tak jua menoleh kepadaku
saraf otak memaksa melakukannya
karena ku tau hatinya kontra
sesaat aku merasa waktu berhenti berputar
aku tersentak ..
dengan menahan buliran air yg hendak jatuh , aku berlari
menuju ruang satu petak biru
ruang yg menjadi tempat meditasiku
tangisku mulai pecah..
aku tau, ini bukanlah yg ia mau..
aku mengerti, walau kini ia tak menoleh padaku,
dalam setiap doanya selalu ada diriku..
aku paham, wanita yg berbeda 19 tahun denganku itu pun selalu berusaha yg terbaik untukku ..
setiap tetes peluhnya adalah nyawa bagiku
aku hanya tak mengerti, bagaimana membuatmu bahagia ?
rangkaian kata yg ku ucapkan pun rasanya blum pantas untukmu.
Mah,, aku mengerti susahnya membesarkanku..
aku mengerti rasa kecewamu terhadapku..
satu hal yg saat ini sanggup ku lakukan adalah mendoakanmu
meminta Tuhan untuk memberikanmu kekuatan..
maafkan sulungmu ini yg sering mengecewakanmu ..
kelak suatu hari, kan ku bawa engkau menuju mimpi yg telah kita ukir
maafkan aku... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar