Kelabu menyambut siangku
Bersama gemuruh petir
Menyapaku dalam bahasanya
Aku tetap bergeming dalam bisu
Menanti bidadari memeluk dengan sayapnya
Tak peduli setengah atau seluruhnya
Namun sepertinya hanya asa
Semut pun enggan menghampiriku
Mulai meradang emas dan perak
Makin tak sanggup bersandiwara
Guci ini berada di ujung keretakan
Sebait puisi ku tulis dengan air danau pengharapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar