Purnama jingga

Dalam pentas langit malam kulihat purnama jingga

Tersenyum merekah biaskan kebahagiaan

Berkolaborasi dengan intan di langit luas

Serba-Serbi Kodok

Dari semua benda yang saya suka, saya menyukai kodok. Entah kenapa saya selalu menyukai hewan itu.
Kadang merasa jijik juga sih, tapi saya senang sekali saat melihat hewan tersebut berenang pada waktu hujan, lucuuu banget. Saya menyukainya sejak masih kecil, terlebih terhadap image kerroppi.

Hari yang Penuh

Hari ini saya bangun terburu - buru. Pukul setengah 5 pagi bangun dan langsung mandi dilanjut shalat.
Agenda hari ini yaitu mengikuti tes di Elnusa. Pukul 5 lewat saya berangkat dari rumah dan bertemu teman saya di Detos. Baru berangkat dari Detos jam 6 lewat ckckk.

Segitiga diantara Kita

From Tri Anita Fitriah

Cappucino hangat di depanku mulai menguap secara perlahan. minuman favoriteku itu akhirnya tak tersentuh dan tak pula mengisi kekosonganku. Sejujurnya aku tak tega melihat semua peristiwa yang terjadi seperti melambat itu. Namun, di sisi hatiku yang lain ada yang membuatku jauh lebih tak tega bahkan berujung amarah.

Alur Asaku

Saat kecil aku memiliki cita - cita untuk menjadi dokter. Setiap ditanya oleh orang - orang "apa cita - citamu esti?" aku pasti menjawab "aku ingin menjadi dokter". Sampai aku masuk SMP (saat itu masih SLTP) aku pun pasti selalu menjawab ingin menjadi dokter.

Malamku kian hingar terbawa suasana 

Menyarukan sepiku dalam tawa

Menepikan gundahku dalam pusat

Semua berkelakar, menumpahkan pikiran jahil mereka

Membuat malam tak lagi kelam

Merusak senyap menjadi bingar

Hanya ini yang kubutuhkan

Mereka yang kuandalkan

Ketika tak ada lagi tangan lembut membelai

Tak ada dekapan hangat sehangat mentari pagi

Aku mulai terhenti dari peradaban batu

Menata hadirku di tengah keramaian

Menjunjung temali yang sempat terabaikan

Haruskah Kupertanyakan Cinta?

Haruskah ku pertanyakan cinta?
Ketika semua jatuh dalam lamunan
Ketika semua sesat dalam keraguan
Ketika semua diam dalam keramaian

Kelabu hiasi pagi ini
Menyembunyikan mentari dari balik pekatnya
Aku tergugu menyangsikan kalimat per kalimat
Yang mengalir bagai kereta,
Tak henti dan terlalu cepat
Pikiranku diombang - ambing kegamangan
Menyeruak hutan hitam tak bercahaya
Aaahhh aku mulai meracau

Kau Pelita Hatiku

Kau pelita htiku
Bagaimana kabarmu di sana?
Apakah kau merasakan yang ku rasa?
Rindu demi rindu mengukir relung kalbuku
Menyayat hatiku menyadari tak ada hadirmu
Di sini
Di sisiku

Stalker

aku tak tau mungkin kau akan mengambil gambarnya dan menyimpan di dalam foldermu #stalker

Tak Tergapai, Tak Tersentuh

lemah
tak kuasa tubuh ini
menahan beban sebegitu besar
ingin mati saja
tapi untuk apa?

Ribuan kata belum mampu menjabarkan rinduku
Rindu yang menyayat relung hatiku
Lantas bagaimana harus kutumpahkan?
Dalam tangis bisuku aku merasa tak berteman

rindu

Biarkan saja aku terbang bersama angin
Memecah kesunyian, menembus cakrawala
Biarkan saja aku terus berceloteh
Tentang rindu yang belum terjamah

kumbang

Aku hanya bergeming ketika kumbang menghampiriku
Aku tak pernah menerka, ia akan mendekatiku